1. Pendahuluan

1.1       Latar Belakang

Teknologi wireless saat ini telah didukung oleh berbagai perangkat mobile. Sehingga memungkinkan suatu perangkat mobile mengirimkan data ke perangkat lainnya. Perangkat mobile disini mencakup netbook, tablet, smartphone dan berbagai perangkat yang terhubung menggunakan teknologi.

Dengan adanya kemampuan pengiriman data antara perangkat mobile tersebut, maka memungkinkan perangkat-perangkat tersebut saling terhubung satu sama lain untuk saling bertukar data antara mereka layaknya Local Area Network (LAN) pada jaringan berkabel. Model jaringan wireless seperti inilah yang sering disebut dengan Mobile Ad Hoc Network (MANET).

Ad Hoc Network adalah jaringan yang terjadi antara beberapa node yang terhubung secara langsung, dimana kedua perangkat yang terhubung dapat mengirimkan data secara langsung. Pada MANET, jaringan ini terjadi antar perangkat mobile. Dengan kata lain, MANET seperti LAN namun tanpa kabel.

Ad Hoc Network dapat terjadi pada jaringan berkabel, hanya saja memerlukan banyak ethernet untuk menghubungkan ke node lain apabila ada penambahan node yang ingin tersambung. Sehingga istilah Ad Hoc Network menjadi kurang efisien dan kurang tepat jika digunakan pada jaringan berkabel. Dengan demikian Ad Hoc Network lebih sering didengar pada jaringan wireless. Ini dikarenakan hanya memerlukan satu perangkat wireless untuk menghubungkan ke banyak node yang ada dalam jangkauan wireless. Hal inilah yang membedakan antara MANET dan LAN yang memiliki Hub atau Switch sebagai penghubung antar beberapa aliran jaringan – dalam hal ini adalah kabel.

Karena MANET secara umum bukanlah koneksi one-hop, maka perlu adanya routing. Setiap node pada MANET berperan sebagai client sekaligus sebagai router. Sehingga, untuk berkomunikasi antara satu node ke node lainnya, perlu mekanisme routing untuk dari satu node ke node lainnya hingga data sampai pada node yang menjadi tujuan. Proses routing ini menjadi sebuah permasalahan pada MANET, ini dikarenakan setiap node berperan sebagai router yang menghitung node mana yang akan dilewati untuk bisa sampai kepada tujuan. Ditambah lagi dengan sifat mobile yang ada pada masing-masing node, memungkinkan node berpindah-pindah, memutuskan koneksi dan menyambungkan koneksinya ke MANET, membuat permasalahan routing menjadi lebih komplek.  Beberapa permasalahan lain adalah dari segi kualitas koneksi jaringan, interferensi sinyal, sumber daya bandwidth yang dibatasi dan bagaimana mengefisienkan admission control.

Keunikan MANET dibandingkan dengan LAN ini tentunya memerlukan penerapan Quality of Service (QoS) yang khusus pula. QoS pada jaringan wireless lebih rumit daripada pada jaringan berkabel. Ada beberapa alasan mengapa QoS pada MANET lebih rumit, antara lain :

  1. Interferensi gelombang radio
  2. Keterbatasan bandwidth dan jangkauan transmisi
  3. Sifat wireless yang menyebar (tidak terarah)
  4. Packet-loss pada saat transmisi
  5. Mudahnya penyadapan data pada jaringan wireless
  6. Perangkat mobile yang berpindah-pindah

1.2       Penelitian Terkait

Banyak riset yang dilakukan untuk menjawab berbagai permasalahan di atas dengan mengajukan berbagai metode. Beberapa riset memfokuskan untuk membahas masalah QoS Routing, seperti yang dilakukan Nguyen dan Minet (1), mereka menawarkan protokol routing OLSR yang dimodifikasi untuk menjawab permasalahan radio interferensi yang berdampak signifikan pada kualitas bandwidth pada jaringan wireless. Selain itu mereka (1) juga mengangkat tentang optimasi packet-flooding pada jaringan. Dengan metode OLSR yang telah dimodifikasi, pemilihan routing didasarkan pada permintaan bandwidth dan radio interferensi, dimana node yang memiliki packet-flooding yang paling efisien yang akan dipilih.

Berbeda dengan Thenmozhi dan Lakshmipathi (2) yang meneliti lebih lanjut tentang QoS-Enhanced AODV Protocol. Menurut mereka, QE-AODV protokol merupakan optimisasi dari protokol AODV klasik yang telah disesuaikan untuk digunakan pada Mobile Ad Hoc Network (MANET). Thenmozhi lebih fokus kepada modifikasi format paket Route Request dan paket Reply untuk menyimpan informasi tambahan yang akan berguna untuk membangun rute antara dua node. Hal ini yang membedakan antara algoritma AODV dengan QE-AODV sehingga mereka mendapatkan hasil optimasi yang signifikan antara QE-AODV terhadap AODV.

Isu kecepatan multimedia dan aplikasi yang berjalan real time menjadi pokok permasalahan pada penelitian yang dilakukan oleh Jawhar dan Wu (3), membahas berbagai protokol routing yang dapat diterapkan pada jaringan MANET berdasarkan isu multimedia dan aplikasi real time. Tentu protokol-protokol yang dibahas memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jika dilihat dari kebutuhan jaringan dan aplikasi yang akan digunakan, tentu memerlukan manajemen bandwidth yang baik untuk menjamin bandwidth tersedia secara kontinyu. Sehingga aplikasi yang bersifat real time dapat berjalan dengan baik dan lancar. Protokol routing yang dibahas oleh Jawhar antara lain adalah Dynamic Source Routing (DSR), Ad Hoc On-demand Distance Vector (AODV), Temporally Ordered Routing Algorithm (TORA), Destination Sequenced Distance Vector (DSDV) dan beberapa pendekatan protokol lainnya.

1.3       Rumusan Masalah

Dari berbagai riset yang dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, semua manajemen QoS diarahkan kepada mengoptimalkan jaringan MANET dengan berbagai algoritma routing yang disediakan. Mengoptimalkan resource yang ada untuk dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk kebutuhan tertentu. Masing-masing penelitian tentu punya pertimbangan-pertimbangan tertentu untuk memutuskan memilih protokol tertentu. Ini lebih ditentukan oleh kasus yang sedang dialami masing-masing riset.

Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, masih perlu diusulkan model protokol untuk mengoptimasi QoS pada MANET dengan mencoba menggunakan model Cluster Based QoS Routing Protocol (CBQR)

Pada paper ini akan mempelajari beberapa routing protokol dan melihat kendala-kendala apa saja yang terjadi dalam MANET yang berhubungan dengan QoS. Sehingga didapat kebutuhan-kebutuhan jaringan yang akan dijadikan pertimbangan untuk menentukan QoS pada MANET.

  1. No trackbacks yet.

Leave a comment